Bulkstore memang menjual banyak bahan-bahan yang sama dengan yang dijual di pasar tradisional, namun juga ada beberapa benda buatan rumah atau homemade. Mulai dari sampo, sabun, hingga body lotion yang dijual di bulk store ini bukan buatan pabrik, sehingga tidak dijual dalam bentuk kemasan plastik. Hal ini juga dinilai lebih ramah lingkungan pasarBambu Kuning, Lampung (indrakh)” tradisional di Timika, Papua. Sedangkan Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. toko kios, serta los pada Pasar Tradisional Desa Sidemen adalah 112 buah dan jumlah pedagang yang aktif pada tahun 2015 adalah 152 orang. Gambar 2.15 Toko Ibu Ida yang Menjual Pakaian Sehari b) Pedagang menggunakan kios Sebagian besar pedagang yang terdapat pada Pasar Tradisional Desa IndomaretFresh Nongsa ini merupakan toko cabang Indomaret terbesar dan terlengkap yang menjual aneka buah-buahan, dan sayur-sayuran segar. Ada berbagai macam buah dan sayur yang dijual, seperti pisang, alpokat, semangka, apel, jambu hingga kelapa, dan masih banyak lagi. Kemudian ada juga aneka sayur-sayuran seperti sayur sawi, yang saat ini 3 Coba pilih dan kemas produk sendiri. Pasar makanan sungguh menguntungkan karena makanan dijual berdasarkan berat. Karena itu, Anda bisa membeli berbagai rempah langka dalam jumlah kecil, yang biasanya hanya ada dalam bungkusan besar. Produk-produk seperti kacang, rempah, buah segar, dan sayuran bisa dipilih sendiri oleh pembeli. Dibukapada tahun 1985 sebagai pasar grosir umum di Korea, Pasar Garak merupakan sebuah kompleks pasar yang cukup luas dan dibedakan berdasarkan jenis yang dijual seperti buah-buahan, sayuran, hasil laut serta daging. Di sinilah standar harga ditetapkan sebelum akhirnya tersebar ke beberapa daerah. Karena pasar ini tergolong cukup besar, pengunjung Bermuladari menjadi e-commerce untuk menghubungkan petani dan pembeli, Tanihub kini juga telah berkembang menjadi sarana beli sayur online yang cukup besar. Berbagai pilihan buah, sayur, hingga produk bumbu dalam kemasan seperti sambal dan kecap juga tersedia di sini. Apalagi jika Kamu memiliki usaha kuliner, Tanihub merupakan aplikasi belanja Denganjumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa, Banyuwangi memiliki potensi yang besar pada sektor perdagangan. Pasar sebagai pusat perdagangan di tengah-tengah masyrakat sangat berperan penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Pasar memiliki komoditas dagang yang lengkap mulai dari sayur mayur, buah-buahan, sembako, pakaian, tas, sepatu LaporanPraktikum Lapang Tataniaga Pertanian disusun berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan di daerah pujon Kota Malang pada komoditas sawi. Nama : Wirdatul Inayah 201310210311008. Heronisa Pespita Sari 201310210311011. Monica Rebeca Widya P 201310210311024. Dian Ratna Sari 201310210311026. p Pasar Umum memiliki peran besar pada suatu kota, yaitu sebagai tempat bertemunya penjual, pembeli dan pemasok untuk menjualbelikan dagangan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari. kFhhh. - Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih mengungkapkan pandemi COVID-19 membuat permintaan sayuran dan buah semakin meningkat, tidak hanya di pasar lokal bahkan ekspor produk hortikultura juga tetap fenomena pandemi mendorong kesadaran gaya hidup sehat masyarakat dengan mengonsumsi buah-sayur, apalagi organisasi kesehatan dunia WHO merekomendasikan untuk konsumsi buah dan sayur sebanyak minimal 400 g/hari untuk mencegah penyakit seperti jantung, kanker, diabetes dan obesitas."Konsumsi buah dan sayur ini juga mencegah defisiensi mikronutrien, khususnya di negara berkembang," ujarnya dalam sebuah webinar di Jakarta, kebutuhan dalam negeri, Bungaran mengatakan Indonesia juga sudah mengekspor produk sayur dan buah ke berbagai negara di dunia, seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, Uni Emirat Arab, India, China, Jepang, Korsel, Amerika, dan Uni Eropa dengan tren yang ada 77 jenis sayuran yang diekspor, misalnya tomat, buncis, kubis, sawi, bunga kol, dan selada air. Sedangkan, ekspor buah dari Indonesia berupa manggis, nenas, pisang, mangga, melon, dan mengungkapkan pada 2020, BPS mencatat ekspor pertanian tanaman tahunan berupa buah-buahan tahunan mencapai 438,1 juta dolar AS, naik signifikan 114,6 juta dolar AS atau tumbuh sekitar 35,42 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 323,5 juta dolar AS. Sementara, ekspor pertanian tanaman semusim berupa sayur-sayuran mencapai 114 juta dolar AS pada tahun pengapalan produk sayur-sayuran juga mengalami lonjakan positif sampai 27,6 juta dolar AS atau tumbuh 31,94 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 86,4 juta dolar kesempatan tersebut Bungaran menyatakan di masa depan potensi pasar premium hortikultura akan semakin membesar sehingga Indonesia mesti bisa memaksimalkan penetrasi produk terkait di sejumlah wilayah besar di tanah air."Seperti Jabodetabek yang sebenarnya lebih besar penduduknya dibanding Australia dan gabungan Singapura-Malaysia dalam sisi pasar. Jangan-jangan lebih besar premium market," katanya dalam webinar di Jakarta, menilai, potensi yang membesar itu terdongkrak dari perbaikan ekonomi nasional perkapita saat ini, dibandingkan dengan kondisi 20 tahun yang lalu. Jadi segmentasi pasar premium terus berkembang karena itu, mantan Menteri Pertanian itu mengajak semua pihak terkait untuk terus memaksimalkan potensi pangsa pasar di dalam negeri ini. Bungaran mengingatkan pelaku bisnis di sektor ini untuk memahami seluk-beluk permintaan Deputi GM Merchandising Division AEON Indonesia Feri Rahman Saputra mengatakan customer retail di dalam negeri telah berubah drastis satu dekade terakhir. Namun, perubahannya semakin intens dalam lima tahun terakhir, begitu juga terdorong oleh fenomena pandemi. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan meningkat."Pada awal masa pandemi, hortikultura menjadi salah satu produk yang mengalami peningkatan luar biasa sampai 2-3 kali lipat, terutama sayur-mayur dan buah. Kami bahkan waktu itu sempat kewalahan memenuhi permintaan customer," kini pun, pertumbuhan permintaan produk terkait masih mengalami pertumbuhan positif. Walau tidak sebesar yang terjadi pada tiga bulan awal pandemi."Minimal meningkat 130 persen per bulan, cukup signifikan. Banyak sekali tantangan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan pasar untuk saat ini," katanya. SY ArticlePDF Available AbstractPenyaluran barang-barang dari pihak produsen ke konsumen sangat membutuhkan jasa perantara, yang biasanya dikenal dengan pedagang perantara/keliling. Pedagang perantara/keliling ini menerima barang langsung dari produsen dan menjual barangnya secara door to door dari rumah kerumah. Banyak persoalan yang dihadapi oleh pedagang perantara/keliling baik yang berhubungan langsung dengan pemasaran hasil-hasil pertanian maupun yang dihadapi dalam kehidupan sehari-sehari. Namun demikian dari segi ekonomi pertanian berhasil tidaknya pedagang dan tingkat harga yang diterima pedagang untuk hasil pendapatannya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan pedagang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh pedagang sayuran buah keliling dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayuran buah keliling. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata total tingkat pendapatan yang diterima dari kelima komoditi sayuran buah yaitu kacang panjang, buncis, terong, tomat dan ketimun per satu bulan penjualan tergolong tinggi yaitu sebesar Rp. tingginya tingkat pendapatan ini karena lebih besar dari dari biaya produksi yang ditunjukkan oleh rata-rata nilai R/C lebih dari satu, yakni 2,05. Sedangakan berdasarkan hasil analisis regresi faktor umur dan faktor tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat pendapatan. Faktor jumlah beban tanggungan mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat pendapatan. Artinya jika adanya penambahan 1 satu unit jumlah beban tanggungan maka akan mengakibatkan kenaikan tingkat pendapatan sebesar 1 satu rupiah dengan asumsi cateris paribus. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan agrikan UMMU-Ternate Volume 3 Edisi 1 Mei 2010 81 ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG SAYURAN BUAH KELILING DI DISTRIK NABIRE BARAT KABUPATEN NABIRE Susanti Sylfia Sairdama Staf Pengajar Faperta USWIM-Nabire, e-mail - ABSTRAK Penyaluran barang-barang dari pihak produsen ke konsumen sangat membutuhkan jasa perantara, yang biasanya dikenal dengan pedagang perantara/keliling. Pedagang perantara/keliling ini menerima barang langsung dari produsen dan menjual barangnya secara door to door dari rumah kerumah. Banyak persoalan yang dihadapi oleh pedagang perantara/keliling baik yang berhubungan langsung dengan pemasaran hasil-hasil pertanian maupun yang dihadapi dalam kehidupan sehari-sehari. Namun demikian dari segi ekonomi pertanian berhasil tidaknya pedagang dan tingkat harga yang diterima pedagang untuk hasil pendapatannya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan pedagang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh pedagang sayuran buah keliling dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayuran buah keliling. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata total tingkat pendapatan yang diterima dari kelima komoditi sayuran buah yaitu kacang panjang, buncis, terong, tomat dan ketimun per satu bulan penjualan tergolong tinggi yaitu sebesar Rp. tingginya tingkat pendapatan ini karena lebih besar dari dari biaya produksi yang ditunjukkan oleh rata-rata nilai R/C lebih dari satu, yakni 2,05. Sedangakan berdasarkan hasil analisis regresi faktor umur dan faktor tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat pendapatan. Faktor jumlah beban tanggungan mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat pendapatan. Artinya jika adanya penambahan 1 satu unit jumlah beban tanggungan maka akan mengakibatkan kenaikan tingkat pendapatan sebesar 1 satu rupiah dengan asumsi cateris paribus. Kata Kunci Pedagang, Nabire, sayur-sayuran. I. PENDAHULUAN Latar belakang Peningkatan produksi pertanian tidak akan mempunyai arti kalau produk-produk yang berlebihan itu tidak dapat dipasarkan dengan baik atau memperoleh nilai pemasaran yang wajar. Pada masa dimana suatu bangsa hanya memproduksi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, aktifitas pemasaran pun belum ada tetapi setelah ada kelebihan produksi yang dihasilkan suatu keluarga atau dirasakan adanya kekurangan akan sesuatu yang dibutuhkan, maka pada saat itu pula mulai diadakannya kegiatan pertukaran barang, Limbong, 1987. Penjualan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari atau mengusahakan agar ada pembeli atau ada permintaan pasar yang potensial terhadap barang dan jasa yang dipasarkan pada tingkat harga yang menguntungkan. Penjualan juga melakukan perencanaan tentang cara-cara atau pola penjualan yang Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan agrikan UMMU-Ternate Volume 3 Edisi 1 Mei 2010 82 bagaimana yang dapat menjamin adanya kemantapan permintaan pasar dari barang dan jasa yang diusahakan, Limbong, 1987. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam penyaluran barang-barang dari pihak produsen ke konsumen sampai kebeberapa pedagang perantara, dimana pedagang dapat dalam bentuk perseorangan pengecer yang menjadi perantara untuk menjual barang-barang dalam jumlah kecil secara langsung kepada para konsumen akhir. Biasanya pedagang keliling ini menerima barang langsung dari produsen dan menjual barangnya secara door to door dari rumah kerumah. Kampung Wadio Kampung Kalisemen dan Kampung Bumiraya merupakan salah satu sentra produksi sayur-sayuran di Distrik Nabire Barat yang senantiasa mendistribusikan hasil produksinya ke pasar-pasar yang ada di Kabupaten Nabire seperti Pasar Pagi, Pasar Karang dan Pasar Kalibobo. Disamping sentra produksi sayuran, ketiga kampung tersebut juga merupakan sentra pedagang sayur keliling serta letak ketiga kampung ini cukup dekat dengan Kabupaten Nabire sehingga mempermudah pedagang keliling untuk menjajahkan jualannya di Kabupaten Nabire dari rumah ke rumah. Pedagang keliling yang ada pada daerah penelitian merupakan masyarakat setempat yang adalah masyarakat transmigran dari Jawa yang mata pencaharian utama mereka adalah sebagai pedagang keliling yang menjajahkan sayuran dari rumah ke rumah dengan menggunakan kendaraan beroda dua disamping sebagai petani jeruk manis. Kegiatan menjual sayuran keliling disebabkan karena Kampung Wadio merupakan sentra produksi sayuran yang mempunyai sifat-sifat 1. Merupakan salah satu bahan pangan yang diperlukan oleh seluruh masyarakat, 2. Permintaan terhadap sayur-sayuran terus meningkat dan 3. Mudah rusak sedangkan masyarakat pada umumnya memerlukan sayuran yang masih segar. Disamping itu juga mata pencaharian sebagai pedagang keliling ini menurut mereka dapat memperoleh pendapatan yang menguntungkan. Banyak persoalan yang dihadapi oleh pedagang pengumpul baik yang berhubungan langsung dengan pemasaran hasil-hasil pertanian maupun yang dihadapi dalam kehidupan sehari-sehari. Namun demikian dari segi ekonomi pertanian berhasil tidaknya pedagang dan tingkat harga yang diterima pedagang untuk hasil pendapatannya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan pedagang Mubyarto, 1980. Untuk itu pedagang harus benar-benar memperhitungkan pengeluaran dan penerimaan dimana pedagang harus menjual barang-barang daganganya dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan Mosher, 1991. Perumusan Masalah Berdasarkan penulisan latar belakang diatas maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah - Berapa besar pendapatan yang diterima oleh pedagang sayuran buah keliling. - Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayuran buah keliling. Tujuan Penelitian - Mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh pedagang sayuran buah keliling. - Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayuran buah keliling. - Kegunaan Penelitian - Memperoleh gambaran tentang besarnya pendapatan pedagang sayuran buah keliling sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pendapatan pedagang sayuran buah keliling. - Sebagai informasi bagi pedagang sayuran buah keliling di daerah penelitian secara khusus dan pedagang Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan agrikan UMMU-Ternate Volume 3 Edisi 1 Mei 2010 83 lain secara umum dalam rangka peningkatan taraf hidup mereka. - Sebagai bahan informasi bagi penelitian lain yang masalahnya berkaitan dengan tingkat pendapatan. Hipotesa Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis yang disajikan sebagai dasar dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut - Diduga pendapatan yang diperoleh pedagang sayur buah keliling menguntungkan. - Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayuran buah keliling adalah umur, pendidikan dan jumlah beban tanggungan. II. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Februari sampai dengan April 2009, bertempat di kampung Wadio kampung Kalisemen dan Bumiraya Distrik Nabire Barat Kabupaten Nabire, sengaja dipilih sebagai tempat penelitian dengan alasan ketiga desa tersebut merupakan tempat tinggal para pedagang sayuran buah keliling. Metode Penentuan Sampel Penetuan sampel pedagang dilakukan secara acak sederhana Simple Random Sampling, sebesar 25 orang atau 20 persen jumlah pedagang-pedagang sayuran buah keliling di kampung Wadio Kalisemen dan bumiraya sebanyak 125 orang. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survei melalui kegiatan wawancara dan pengisian daftar pertanyaan Kuesioner pedagang. Variabel yang digunakan sebagai indikator antara lain karakteristik pedagang responden dan data produksi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Kantor Desa setempat dan instansi-instansi lain yang terkait dengan penelitian ini. Kerangka Analisa Untuk menguji hipotesis dan mengetahui besarnya pendapatan yang diterima dari harga jual yang berlaku ditingkat pedagang, maka digunakan formula sebagai berikut Pd = TR1 - TC 1 .......................1 Dimana Pd = Pendapatan Pedagang Sayuran TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya Kemudian digunakan untuk menilai kelayakan usaha tani, dimana indikatornya sebagai berikut RCR = TR/ TC …………………2 Dimana RCR = Return/Revenue and Cost Rasio TR = Total Penerimaan Total Revenue TC = Total Biaya Produksi Total Cost Kriteria keuntungan dengan indikator ini adalah RCR > 1 dianggap layak, sedangkan RCR 48 3 12,00 Total 25 100,00 Sumber Data Data Primer, 2008. Tabel 1 memperlihatkan kategori umur pedagang responden yang dibedakan atas 3 tiga golongan yaitu pedagang sayur keliling yang berumur muda sebanyak 13 tiga belas orang 52,00%, pedagang sayur keliling yang berumur sedang antara sebanyak 9 sembilan orang 36,00% dan 3 tiga orang 12,00% petani responden yang berumur tua. Rata-rata umur responden yaitu 33,33 tahun. Dari segi umur yang mendominasi pedagang responden yaitu pedagang yang dikategorikan berumur muda yaitu antara <37 tahun sebanyak 52,00%. Besarnya persentase responden ini menunjukkan bahwa banyaknya usia produktif dalam mengusahakan aktifitas berdagang sayuran. Pendidikan Menurut Mosher 1987, pendidikan diperlukan agar pedagang dapat bertindak rasional, dapat membina kepercayaan-kepercayaan serta tradisi-tradisi masyarakat yang menunjang pembangunan dan sebaliknya berusaha mengurangi pengaruh dan kepercayaan serta tradisi yang menghambat pembangunan. Hal ini sejalan dengan pendapat Soeharjo 1975, yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki pedagang sangat menentukan keberhasilan pedagang dalam mengelola usahanya. Rata-rata tingkat pendidikan yang dimiliki pedagang sayur keliling di daerah penelitian masih rendah atau hanya mampu bersekolah selama 6 enam tahun tingkat SD dan terdapat beberapa pedagang memiliki tingkat pendidikan SMP dan ada juga sebagian dari responden yang pernah bersekolah sampai tingkat yang lebih tinggi yaitu tingkat SMA tetapi tidak dapat menyelesaikannya sehingga ijazah tertinggi yang dimiliki adalah ijazah SMP. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Jumlah Presentase Pendidkan orang % SD 16 64,00 SMP 9 36,00 Total 25 100,00 Sumber Data Data Primer, 2008. Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan SD sebanyak 16 enam belas orang dengan persentasenya sebesar 64,00% atau hanya mampu bersekolah selama 6 enam tahun. 9 sembilan orang pedagang responden 36,00% mampu bersekolah pada tingkat SMP selama 9 sembilan tahun. Sedangkan yang bersekolah lebih dari sembilan tahun ada tetapi tidak sampai menamatkan SMA. Ini berarti bahwa pedagang responden pada daerah penelitian hanya mampu bersekolah pada tingkat Sekolah Dasar SD. Jumlah Beban Tanggungan Besar kecilnya jumlah anggota keluarga memacu pedagang untuk lebih giat lagi dalam berusaha, guna memperoleh pendapatan yang lebih besar. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan agrikan UMMU-Ternate Volume 3 Edisi 1 Mei 2010 85 Mengingat pedagang terhadap pemenuhan kesejahteraan setiap anggota keluarganya. Data yang diperoleh pada daerah penelitian menunjukkan bahwa besarnya beban tanggungan pedagang responden berkisar antara 2 dua sampai dengan 10 sepuluh orang. Jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Beban Tanggungan Jumlah Beban Jumlah Persentase Tanggungan orang % Rendah 1-2 orang 3 12,00 Sedang 3-6 orang 16 64,00 Tinggi 7-10 orang 6 24,00 Total 25 100,00 Sumber Data Data Primer, 2008. Berdasarkan tabel 3 dijelaskan bahwa pedagang yang memiliki jumlah tanggungan rendah 1-2 orang sebanyak 3 tiga orang dengan persentase 12,00%, sedangkan pedagang yang memiliki beban tanggungan sedang 3-6 orang sebanyak 16 enam belas orang dengan persentasenya 64,00% dan pedagang yang memiliki tanggungan tinggi 7-8 orang sebanyak 6 enam orang dengan persentase 24,00%. Keadaan Usahatani Umumnya pedagang sayuran buah keliling di Kabupaten Nabire yang berasal dari Desa Wadio Kalisemen dan Bumi Raya Tidak hanya berjualan sayuran buah saja, disamping berjualan sayuran buah pedagang tersebut juga menjual sayuran daun, sayuran sebagai bumbu-bumbuan, sayuran bunga, umbi-umbian dan masih banyak lagi yang didagangkan. Selengkapnya mengenai sayuran buah yang didagangkan dan banyak diminati oleh masyarakat dapat dilihat pada Tabel 4. Pada Tabel 4 nampak jelas bahwa komoditi sayur kacang panjang yang paling banyak dijual oleh pedagang. Untuk perhitungan 1 satu bulan para pedagang sayuran buah keliling sebanyak 25 responden menghabiskan ikat kacang panjang dengan persentase 24,33%. Alasan mereka ialah permintaan/selera konsumen terhadap komoditi ini dan juga harga jualnya yang murah. Disusul dengan dengan komoditi ketimun yang menghabiskan ikat dengan persentase 19,84%, kemudian komoditi tomat dan terong masing-masing menghabiskan bungkus dengan persentase 19,59% dan ikat dengan persentase 18,68% sedangkan komoditi yang paling sedikit di jual oleh pedagang adalah buncis, yang hanya menghabiskan bungkus dengan persentase 17,56%. Tabel 4. Banyaknya Sayuran Buah Yang diusahakan Menurut Jenisnya Untuk Satu Bulan Penjualan Di Desa Wadio, Kalisemen Dan Bumi Raya, 2008. Jenis Tanaman Jumlah Persentase Ikat/bungkus % Kacang Panjang 24,33 Buncis 17,56 Terong 18,68 Tomat 19,59 Ketimun 19,84 Total 100,00 Sumber Data Data Primer, 2008. Untuk itu pedagang responden harus benar-benar memperhitungkan pengeluaran dan penerimaan dimana pedagang harus menjual produk-produknya dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya produksi yang dikeluarkannya. Biaya Usahatani Sayuran Buah Biaya Produksi Kegiatan usahatani pedagang sayuran buah keliling hanya memerlukan biaya produksi yang meliputi harga beli dan biaya transportasi. Kegiatan ini tidak memerlukan biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya karena pedagang sayuran buah keliling ini bekerja sendiri tanpa dibantu buruh atau pekerja tetap yang dibayar. Biaya merupakan faktor produksi yang sangat menentukan kelangsungan proses Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan agrikan UMMU-Ternate Volume 3 Edisi 1 Mei 2010 86 produksi, mengingat biaya adalah pengorbanan-pengorbanan yang mutlak harus diadakan, dikeluarkan agar dapat diperoleh suatu hasil Wasis,1992. Biaya yang dikeluarkan oleh seorang pedagang dalam proses produksi sehingga membawanya menjadi produk disebut biaya produksi yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Adapun biaya tetap dalam usahatani sayuran buah keliling yang digunakan oleh pedagang responden pada daerah penelitian antara lain adalah biaya untuk pembelian bensin yaitu biaya transportasi. Sedangkan biaya variabel meliputi harga beli sayuran buah itu sendiri. Untuk lebih jelasnya pada tabel memperlihatkan adanya peerbedaan biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan R/C untuk masing-masing komoditi yang diusahakan pedagang responden dalam 1 satu bulan produksi. Tabel 5. Rata-rata Biaya Pemasaran, Penerimaan, Pendapatan Dan R/C Komoditi Sayuran Buah Untuk Satu Bulan Penjualan Di Desa Wadio, Kalisemen Dan Bumi Raya, 2008. No. Jenis Komoditi Produksi Harga Jual Biaya Pemasaran Penerimaan Pendapatan R/C Sayuran Buah Ikat Rp/Ikat Rp Rp Rp 1. Kacang Panjang 389,76 1,44 2. Buncis 281,28 1,64 3. Terong 299,20 1,66 4. Tomat 313,84 2,33 5. Ketimun 317,92 2,19 Total 2,05 Sumber Data Data Primer, 2008 Berdasarkan hasil analisis tabel menunjukkan bahwa rata-rata biaya produksi kelima jenis komoditi sayuran yang dijual dalam satu kali penjualan yaitu pada komoditi kacang panjang sebesar Rp. komoditi buncis sebesar Rp. komoditi terong dengan biaya sebesar Rp. sedangkan untuk komoditi tomat dan komoditi ketimun masing-masing sebesar Rp. dan Rp. Dari data tersebut terlihat adanya perbedaan biaya produksi dimana ada komoditi yang memerlukan biaya produksi besar dan ada juga yang memerlukan biaya produksi kecil. Harga Jual Harga merupakan indikator penting bagi penjual dan pembeli dalam hal ini pedagang sayuran buah keliling dengan konsumen akhir. Bagi pedagang sebagai produsen, harga menjadi pedoman untuk melaksanakan produksi dan bagi konsumen akhir untuk melaksanakan putusan untuk membelinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara pedagang sayuran buah keliling yang satu dengan pedagang yang lainnya tidak terjadi perbedaan harga ini dikarenakan pedagang responden mengambil produk sayuran tersebut di satu tempat yang sama dengan harga yang sama pula, sehingga dari masing-masing pedagang serempak memberikan harga yang sama. Pendapatan Usahatani Pedagang Sayuran Buah Dan Nilai R/C Kegiatan usahatani bertujuan untuk mencapai produksi dibidang pertanian yang pada akhirnya dpat dinilai dengan uang, setelah memperhitungkan biaya produksi maka pedagang akan memperoleh pemasukan atau yang sering disebut dengan pendapatan, dimana pendapatan ini akan mendorong pedagang untuk mengalokasikannya dalam berbagai kegunaan. Menurut Soeharja 1979, besarnya pendapatan yang diterima oleh pedagang dalam satu kali penjulannya berbeda-beda, bahkan dalam penjualan jenis komoditi yang sama mempunyai pendapatan yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian pedagang responden berusaha untuk Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan agrikan UMMU-Ternate Volume 3 Edisi 1 Mei 2010 87 meningkatkan pendapatannya dengan menjual keanekaragaman komoditi sayuran. Selain sayuran buah pedagang responden juga menjual berbagai jenis sayuran daun, lauk pauk dan makanan jadi lainnya, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pedagang. Berdasarkan tabel pendapatan sayuran kacang panjang sebesar Rp. Komoditi buncis sebesar Rp. Komoditi terung sebesar Rp. Komoditi tomat sebesar Rp. dan untuk komoditi ketimun Rp. Dilihat dari perbedaan pendapatan untuk kelima komoditi sayuran buah yang dijual, maka pendapatan yang paling tinggi adalah komoditi ketimun, mengingat harga jual untuk komoditi ini tinggi berbeda dengan harga jual sayuran buah yang lain. Lain halnya dengan komoditi buncis yang pendapatannya rendah. Hal ini disebabkan karena jumlah produk yang dijual sedikit, harga jualnya rendah dan terlebih lagi permintaan akan sayuran buah ini sangat rendah sehingga mempengaruhi pendapatan pedagang. Keuntungan yang diperoleh oleh pedagang sayuran buah dalam satu kali penjualan berbeda-beda. Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa rata-rata nilai R/C untuk tiap komoditi sayuran buah berbeda. Nilai R/C untuk komoditi kacang panjang sebesar 2,44 yang berarti bahwa apabila 1 satu unit input ditambah maka output yang dihasilkan juga akan bertambah sebesar Rp 2,44, komoditi buncis sebesar 1,65 yang berarti bahwa apabila 1 satu unit input ditambah maka output yang dihasilkan akan bertambah sebesar Rp 1,65, komoditi terong sebesar 1,67 yang berarti bahwa jika 1 satu unit input ditambah maka output yang dihasilkan juga akan bertanbah sebesar Rp 1,67, komoditi tomat sebesar 2,34 yang berarti bahwa 1 satu unit input ditambah maka akan menghasilkan output sebesar 2,34 dan komoditi ketimun sebesar 2,19 yang berarti bahwa apabila 1 satu unit input ditambah maka output akan bertambah sebesar Rp 2,19. Berdasarkan kriteria keuntungan penjualan rata-rata dari kelima sayuran buah yaitu 2,05. Dimana nilai R/C lebih dari 1 satu, maka kegiatan ini layak untuk diusahakan, karena mendatangkan keuntungan dan dapat memberikan nilai tambah bagi pendapatan pedagang sayuran keliling. Dengan demikian berdasarkan tabel total rata-rata pendapatan pedagang sayuran buah keliling dalam 1 satu bulan penjualan yaitu sebesar Rp. sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan pedagang sayuran buah keliling menguntungkan. Hubungan Umur, Tingkat Pendidikan Dan Jumlah Beban Tanggungan Dengan Pendapatan Pedagang Sayuran Buah Keliling Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pedagang sayuran buah keliling di Distrik Nabire Barat Kabupaten Nabire menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur, tingkat pendidikan dan jumlah beban tanggungan yang berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh oleh pedagang sayuran buah keliling di Distrik Nabire Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Pedagang Sayuran Buah Keliling di Distrik Nabire Barat Kabupaten Nabire. Pendapatan Pedagang Sayuran Buah Keliling Constanta X1 Umur X2 Pendidikan X3 Jumlah Tanggungan 324,037 - 13,444 -47,026 18,254 Sumber data Data Primer, 2008 Berdasarkan perhitungan regresi berganda yang dituangkan dalam tabel terlihat bahwa untuk pendapatan pedagang sayuran buah keliling dapat disusun hasil regresi sebagai berikut Y = 324,037 – 13,444 X1 – 47,026 X2 + 18,254 X3. Dari persamaan diatas jelas terlihat bahwa dengan nilai konstanta sebesar 324,037 berarti bahwa pendapatan pedagang dari Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan agrikan UMMU-Ternate Volume 3 Edisi 1 Mei 2010 88 hasil penjualan sayuran buah keliling tidak terjadi perubahan apabila variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan tidak mengalami perubahan dan dianggap tetap Cateris paribus. Berdasarkan tabel dapat dijelaskan bahwa untuk nilai koefisien umur X1 dan koefisien tingkat pendidikan X2 yaitu masing-masing sebesar -13,444 dan menunjukkan bahwa faktor umur dan faktor tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang negatif dengan pendapatan. Artinya jika adanya peningkatan faktor umur dan faktor tingkat pendidikan sebesar 1 satu unit akan mengakibatkan penurunan pendapatan sebesar dan Rp. 47,026. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor umur dan faktor tingkat pendapatan berpengaruh terbalik dengan pendapatan dengan asumsi cateris paribus. Jelas terlihat bahwa pedagang sayuran buah keliling mempunyai tingkat pendapatan yang relatif rendah sedangkan pendapatan yang diperoleh pedagang tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor umur dan faktor tingkat pendidikan pedagang tidak mempengaruhi pendapatan pedagang. Lain halnya dengan faktor jumlah beban tanggungan yang mempunyai hubungan positif dengan pendapatan dengan asumsi cateris paribus, dimana koefisien faktor beban tanggungan sebesar 18,254, yang artinya jika ada penambahan 1 satu satuan jumlah beban tanggungan keluarga, maka akan mengakibatkan kenaikan pendapatan sebesar Rp. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor jumlah beban tanggungan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang. Jelas terlihat bahwa semakin besar jumlah beban tanggungan pedagang maka pedagang akan terus berusaha untuk meningkatkan pendapatan mereka guna memenuhi semua kebutuhan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikukakan kesimpulan sebagai berikut - Rata-rata total tingkat pendapatan yang diterima dari kelima komoditi sayuran buah per satu bulan penjualan tergolong tinggi yaitu sebesar Rp. tingginya tingkat pendapatan ini karena lebih besar dari dari biaya produksi yang ditunjukkan oleh rata-rata nilai R/C lebih dari satu, yakni 2,05. Dengan demikian maka kegiatan perdagangan sayuran buah keliling ini layak untuk terus diusahakan karena mendatangkan keuntungan. - Berdasarkan hasil analisis regresi faktor umur dan faktor tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat pendapatan. Artinya jika ada peningkatan 1 satu unit sebuah variabel maka akan menurunkan pendapatan sebesar 1 satu rupiah, dengan asumsi cateris paribus. Faktor jumlah beban tanggungan mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat pendapatan. Artinya jika adanya penambahan 1 satu unit jumlah beban tanggungan maka akan mengakibatkan kenaikan tingkat pendapatan sebesar 1 satu rupiah dengan asumsi cateris paribus. Saran Dari hasil penelitian ini disarankan untuk perlu adanya satu kelompok atau organisasi pedagang sayuran buah keliling dalam mengontrol perkembangan pedagang sayuran buah keliling, dan adanya perhatian pemerintah setempat dalam mengakomodir pedagang sayuran buah keliling ini. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan agrikan UMMU-Ternate Volume 3 Edisi 1 Mei 2010 89 DAFTAR PUSTAKA Ilmu Usahatani, Alumni Bandung Cahyono, Kebijakan Pertanian, Andi Offset, Yogyakarta. Hernanto, Ilmu Usahatani. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta Kartasapoetra, Manajemen Pertanian Agribisnis. Penerbit PT. Bina Angkasa, Jakarta. Mubyarto,1985. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3S. Jakarta Mosher, AT. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Penerbit CV. Yasaguna. Jakarta. Mott, G. 1992. Dasar-Dasar Penetapan Biaya. Penerbit Arcan. Jakarta. Prayitno dan Arsyad, 1987. Petani Desa Dan Kemiskinan, BPFE. Yogyakarta. Soekartawi, Dr. 1995. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Universitas Brawijaya. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suharjo, 1979. Sendi-Sendi Pokok Usahatani. Departemen Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Usahatani, Alumni Bandung Cahyono, Kebijakan PertanianDaftar A Pustaka AdiwilagaDAFTAR PUSTAKA Ilmu Usahatani, Alumni Bandung Cahyono, Kebijakan Pertanian, Andi Offset, Usahatani. Penerbit Penebar SwadayaF HernantoHernanto, Ilmu Usahatani. Penerbit Penebar Swadaya, JakartaPengantar Ekonomi PertanianMubyartoMubyarto,1985. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3S. JakartaMenggerakkan dan Membangun PertanianA T MosherMosher, AT. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Penerbit CV. Yasaguna. Penetapan Biaya. Penerbit ArcanG MottMott, G. 1992. Dasar-Dasar Penetapan Biaya. Penerbit Arcan. Desa Dan KemiskinanArsyad Prayitno DanPrayitno dan Arsyad, 1987. Petani Desa Dan Kemiskinan, BPFE. Pokok Usahatani. Departemen Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian BogorSuharjoSuharjo, 1979. Sendi-Sendi Pokok Usahatani. Departemen Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Usahatani, Alumni Bandung Cahyono, Kebijakan Pertanian, Andi OffsetA Ilmu Usahatani, Alumni Bandung Cahyono, Kebijakan Pertanian, Andi Offset, Pertanian Agribisnis. Penerbit PTG KartasapoetraKartasapoetra, Manajemen Pertanian Agribisnis. Penerbit PT. Bina Angkasa, Jakarta. Penulis Ainnur Rohmah Editor Banu Rinaldi 10 Juni 2022 Lama Baca 12 menit Tahukah sahabat wirausaha bahwa kebutuhan konsumsi sayur dan buah di Indonesia selalu meningkat dari tahun ketahun, dimana jumlah peningkatan permintaan pasar tersebut lebih cepat dari ketersediaan barang. Kebutuhan konsumsi buah dan sayur rata-rata pertahun 50,16 kg/kapita/tahun sedangkan produktifitas sayuran dan buah pertahun hanya mencapai 42,46 kg/kapita/tahun sample data penghitungan NBM dan SUSENAS tahun 2008.Artinya permintaan pasar untuk sayur dan buah masih jauh lebih besar dibanding ketersediaan pasokan dari tahun ketahun, sehingga peluang pasarnyapun masih sangat terbuka luas baik untuk pasar sayur dan buah segar maupun olahan. Untuk mengetahui lebih detail kebutuhan pasar sayur dan buah di Indonesia, Asean, dan Internasional, mari kita coba membuat ulasan singkat tentang peluang pangsa pasar sayuran dan buah Juga Peluang Pasar Minuman JusKonsumsi sayuran dan buah di Indonesia, sudahkah terpenuhi ?Sumber global, data NBM dan SUSENAS sejak tahun 1993 menunjukkan peningkatan kebutuhan sayuran dan buah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan kemampuan ketersediaan barangpun selalu minus atau kurang pasokan dari tahun ke Sayuran dan Buah tersebut meliputi kebutuhan sayuran dan buah untuk Rumahan/Rumah tangga, dan konsumsi sayuran dan buah di luar rumah tangga seperti Rumah sakit, hotel, restaurant, industry, penjara, perkantoran, table tersebut dapat kita perhatikan bahwa pertumbuhan konsumsi untuk seluruh jenis buah mengalami kenaikan rata-rata 6,27% per tahun sejak tahun 2011 dan pertumbuhan konsumsi seluruh jenis sayuran mengalami kenaikan rata-rata 2,77% pertahun sejak tahun permintaan tersebut meliputi semua sejis sayuran dan buah dalam kemasan atau packing seperti packing sayur sop, capcai, atau packing sayur dan buah segar dan olahan dalam kemasan plastic atau Juga Potensi Ekspor Buah dan Sayur SegarPeningkatan permintaan konsumsi sayuran dan buah yang terus meningkat setiap tahunnya dan tidak diimbangi dengan peningkatan produksi dibidang agroindustry di Indonesia, menyebabkan kebutuhan konsumsi tersebut belum dapat terpenuhi secara maksimal. Hal ini menjadi tugas dan PR kita bersama untuk meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah agar dapat mengimbangi kebutuhan konsumsi pertumbuhan konsumsi sayuran dan buah per kapita ? Sumber konsumsi sayuran dan buah per kapita pertahun mengalami pertumbuhan yang signifikan. Jika kita perhatikan catatan perhitungan data SUSENAS dan Neraca Bahan Makanan, pertumbuhan konsumsi kelompok sayuran yang mengalami peningkatan paling besar adalah bawang putih yaitu 7,58% disusul dengan tomat 3,84% dan Sawi 3,01 %.Sementara pertumbuhan konsumsi buah yang mengalami peningkatan paling besar adalah buah jeruk 14,67% disusul buah durian 12,70% dan buah manga 10,65%.Peningkatan konsumsi buah rata-rata lebih besar dibanding konsumsi sayuran per kapita per tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk kebutuhan sayuran dan buah lebih kearah citarasa yang enak, bukan pada kualitas nilai gizinya. Baca Juga Peluang Pasar KateringBagaimana Perbandingan Laju Pertumbuhan Produksi dan Pertumbuhan Konsumsi Sayuran dan Buah di Indonesia?Sumber melihat data peningkatan permintaan sayuran dan buah yang terus meningkat tiap tahunnya, maka secara garis besar dapat dilihat bahwa laju pertsumsi buah dan sayur jauh lebih besar dari pada pertumbuhan produksi dan ketersediaan table diatas dapat kita lihat bahwa untuk jenis sayuran utama seperti Bawang putih, bawang merah, kubis, sawi, cabai, ketimun, terong, buncis, tomat dan kangkung memiliki pertumbuhan konsumsi baik konsumsi per kapita maupun kebutuhan konsumsi total yang jauh lebih besar dibanding dengan kemampuan produksi dan ketersediaan kebutuhan bawang putih untuk konsumsi perkapita adalah 7,58%/tahun dan kebutuhan konsumsi total adalah 9,07%/tahun sedangkan kemampuan produksi bawang putih bahkan minus -11,31%/tahun. Artinya ketersediaan bawang putih masih mengandalkan impor dari luar negeri karena industry agro kita belum mampu memproduksi dengan jumlah yang memadai. Sehingga kebutuhan bawang putih ini mengalami defisit -20,38%.Contoh lain adalah kebutuhan sawi yang merupakan sayuran utama yang hampir digunakan untuk sayuran campuran diberbagai jenis masakan. Konsumsi sawi per kapita adalah 3,01% dan kebutuhan konsumsi total adalah 4,50% sedangkan kemampuan produksi sawi dan ketersediaan barang hanya 1,48% sehingga mengalami selisih total atau deficit -3,02%.Baca Juga Peluang Pasar Produk Makanan Siap SajiSedangkan untuk konsumsi buah dapat kita lihat bahwa untuk jenis buah utama seperti Alpukat, Jeruk, Duku, Durian, manga, papaya, salak, pisang, rambutan dan jambu biji, memiliki pertumbuhan konsumsi baik konsumsi per kapita maupun kebutuhan konsumsi total yang juga jauh lebih besar dibanding dengan kemampuan produksi dan ketersediaan ambil contoh kebutuhan jeruk untuk konsumsi perkapita adalah 14,67%/tahun dan kebutuhan konsumsi total adalah 16,16%/tahun sedangkan kemampuan produksi jeruk hanyalah 7,83%/tahun. Sehingga kebutuhan konsumsi jeruk ini mengalami defisit total sebesar -8,33%.Contoh lain adalah kebutuhan durian yang buah favorit yang hampir digunakan untuk campuran diberbagai jenis makanan dan minuman pendamping. Konsumsi durian per kapita adalah 12,70% dan kebutuhan konsumsi total adalah 14,19% sedangkan kemampuan produksi durian dan ketersediaan barang hanya 6,64% sehingga mengalami selisih total atau deficit -7,55%Contoh sayuran dan buah lain dapat anda perhatikan pada table perbandingan di Peluang Pasar Sayuran dan Buah di Indonesia?Dari data dan penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa peluang pangsa pasar sayuran dan buah di Indonesia baik sayuran dan buah segar maupun sayuran dan buah olahan dalam kemasan memiliki potensi yang sangat besar dan menjanjikan. Permintaan pasar meningkat cukup pesat dari tahun ke ini tentu menjadi kesempatan emas bagi sahabat wirausaha yang ingin terjun dalam komoditi perdagangan buah dan sayur, ataupun terjun dalam agroindustry untuk meningkatkan produktifitas dan ketersediaan buah dan sayuran utama secara Juga 6 Bisnis yang Punya Prospek Cerah di Masa Pandemi Sumber dan nilai perdagangan Sayuran dan buah di Indonesia, menurut data statistik FAO sejak tahun 1980 sampai 2010 mengalami peningkatan permintaan pasar yang cukup melonjak di akhir tahun 2010 dan berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Permintaan yang melonjak tersebut tidak dibarengi dengan jumlah produktivitas yang memadai sehingga ketersediaan barang menjadi kurang atau defisit. Hal tersebut menyebabkan grafik permintaan kuantitas impor buah dan sayur pun melonjak tajam, sehingga menurunkan nilai perdagangan dari data grafik tersebut menunjukkan bahwa kuantitas perdagangan Indonesia cenderung mengalami penurunan dan defisit hingga 10,3 % per prosentase ini sangatlah besar dan mestinya menjadi tamparan dan peringatan keras kepada kita semua mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya dan subur, negara dengan jumlah penduduk yang mayoritas bertani dan berkebun, sehingga memungkinkan untuk menjadi negara pemasok segala hasil pertanian dan perkebunan yaitu buah dan sahabat wirausaha, apakah anda termasuk pahlawan yang akan mendobrak dan meningkatkan kuantitas serta kualitas produksi sayuran dan buah di Indonesia? Apakah sahabat akan menangkap peluang pasar sayuran dan buah yang terbuka lebar tersebut?Baca Juga Ragam Skema Insentif dari Usaha Kepada Pemilik UMKMPeningkatan kuantitas dan kualitas produksi sayuran dan buah tersebut tentu akan berimbas positif bagi income perkapita, berimbas pada pemenuhan kebutuhan konsumsi buah dan sayuran lokal dan domestic, serta jika surplus maka kita dapat melakukan ekspor sayur dan buah secara Peluang Pasar Sayuran dan Buah Internasional?Pada dasarnya kebutuhan konsumsi sayuran dan buah tidak hanya mengalami peningkatan permintaan di Indonesia saja, tetapi juga mengalami peningkatan permintaan konsumsi sayur dan buah secara catatan data FAO, rasio antara nilai impor terhadap nilai ekspor sayuran dan buah relative stabil di negara-negara Eropa, USA dan negara-negara lainnya. Ini menunjukkan bahwa pangsa pasar buah dan sayuran adalah terbuka lebar baik di Eropa, USA, dan Asean, karena permintaan kebutuhan konsumsi sayuran dan buah secara umum meningkat dan naik per kapita per Sayuran dan Buah per Kapita menurut Kelompok NegaraSumber sumber Hall et al, pada diagram batang diatas menunjukkan baha ketersediaan sayuran dan buah di berbagai kelompok negara bervariasi tergantung pada tingkat kesejahteraan masyarakat dan budaya Juga Penyusunan Rencana Untuk Menunjang Pertumbuhan UsahaPada umumnya di negara maju, mengkonsumsi sauran dan buah lebih banyak dibanding negara berjembang. Ketersediaan sayuran dan buah di negara maju mencapai rata-rata hampir 500 gram per kapita per hari. Artinya, anda bisa bayangkan, masyarakat di negara maju mengkonsumsi sayuran dan buah rata-rata 500gram atau setengah kilo per hari. Dan negara berhasil menyediakan kebutuhan konsumsi tersebut melalui distribusi dan persediaan public seperti di pasar-pasar maupun negara berkembang seperti Asia dan Afrika, ketersediaan sayuran dan buah rata-rata 300gram per kapita per hari. Sedangkan di Amerika Latin dan Karibia, persediaan sayuran dan buah mencapai ratarata 400 gram per kapita per tahun 2007 keatas, Ketersediaan buah dan sayuran di negara-negara asia yang memiliki mayoritas penduduk beretnis tionghoa seperti Cina, Laos, Vietnam,Thailand dan Filipina, mengalami peningkatan yang tajam untuk ketersediaan sayuran dan buah melampau Negara-negara maju, yaitu hampir rata-rata 600 gram per kapita per ini disebabkan budaya tionghoa yang menyukai konsumsi sayur dan buah dalam setiap menu makanannya. Tak heran jika pemerintah mereka menggalakkan produksi agroindustry dan meningkatkan kualitas dan kuantitas panen holtikultura baik sayuran, buah, padi, maupun produk holtikultura mereka dibidang teknologi pertanian, membuat jumlah kuantitas dan kualitas panen per hektar meningkat tajam hampir 3 kali dari kuantitas panen per hektar di Indonesia. Jika dihitung dengan biaya produksi yang hampir sama, maka tentu dapat menurunkan harga produk sehingga dapat bersaing dengan ketat di pasar global dunia, serta dapat memperoleh profit yang meningkat lebih Juga Beberapa Model Ekspansi Bisnis yang Perlu Diketahui UMKM Ketersediaan Sayuran dan Buah per Kapita di Asia TenggaraSumber produksi agroindustry dan ketersediaan sayuran dan buah di berbagai negara di Asia Tenggara dapat kita lihat dan perhatikan pada table diatas yang bersumber dari data Laos menjadi produsen sayur terbesar yang mampu menyediakan sayuran sebesar 81,1 kg/kapita/tahun disusul dengan Vietnam yang mampu memproduksi sayuran 61,1 kg/kapita/tahun. Sedangkan Indonesia menjadi negara terendah kedua setelah timor leste dalam penyediaan sayuran yaitu 32,1 kg/kapita/ Produsen buah-buahan, Negara Filipina menjadi produsen buah terbesar yang mampu menyediakan buah sebesar 105,4 kg/kapita/tahun disusul dengan Thailand yang mampu memproduksi buah 105,0 kg/kapita/tahun. Sedangkan Indonesia menjadi hanya mampu memproduksi dan menyediakan buah sebesar 42,7 kg/kapita/ untuk pertumbuhan permintaan konsumsi buah, Indonesia menjadi negara yang paling besar pertumbuhan permintaan konsumsi buah tersebut yaitu rata-rata 5,73% per tahun, sedangkan untuk sayuran mengalami pertumbuhan sebesar 3,90% per Produktifitas Sayuran dan Buah di kawasan AseanSumber sayuran baik sayuran segar dan sayuran olahan di berbagai negara di Asean untuk masing-masing produk sayuran utama seperti kubis, wortel,cabe, ketimun, terong, bawang putih, bawang merah, bayam dan tomat dapat kita lihat pada table diatas yang bersumber dari catatan data Juga Membangun Diferensiasi Produk Pada Bisnis KulinerIndonesia memiliki produk sayuran unggulan terbesar yaitu wortel dan turnip sebesar 15,53 kg/kapita/tahun dan bawang putih sebesar 7,19 kg/kapita/tahun. Kuantitas produksi sayuran tersebut lebih unggul dari negara-negara Thailand memiliki produk sayuran unggulan terbesar yaitu cabe sebesar 13,40 kg/kapita/tahun dan terong sebesar 15,63 kg/kapita/tahun serta bawang merah sebesar 25,26 kg/kapita/tahun. Kuantitas produksi sayuran tersebut lebih unggul dibandingkan negara-negara Malaysia memiliki produk sayuran unggulan terbesar yaitu kubis sebesar 30,03 kg/kapita/tahun dan ketimun sebesar 16,20 kg/kapita/tahun serta tomat sebesar 97,65 kg/kapita/tahun. Kuantitas produksi sayuran tersebut lebih unggul dibandingkan negara-negara Produk Buah-buahan, Indonesia menjadi pemenang yang memiliki produk unggulan terbesar dari negara-negar lain yaitu buah Pisang sebesar 58,22 kg/kapita/tahun, buah jeruk sebesar 35,31 kg/kapita/tahun, buah Melon sebesar 16,80 kg/kapita/tahun, buah papaya sebesar 82,22 kg/kapita/tahun dan buah Nanas sebesar 121,76 kg/kapita/ dari uraian dan data-data diatas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa peluang pasar sayuran dan buah baik sayuran dan buah segar maupun sauran dan buah olahan sangatlah tinggi, potensinya sangat besar dan menjanjikan, baik di lingkup pangsa pasar lokal, domestic atau pasar Juga Bagaimana UKM Dapat Memvalidasi Potensi Produk dan Peluang Pasar?Jadi gimana sahabat wirausaha, apakah anda siap untuk terjun di bidang komoditi sayuran dan buah olahan? Kesempatan emas sedang menunggu merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat B Irawan